Kemerdekaan Menurutku

   Kemerdekaan adalah kebebasan, kebebasan dari sebuah jeruji pengurung, pengurung apa saja. Ada bangsa yang dijajah oleh kolonialis, Ada manusia yang dikurung dalam penjara, ada hak-hak yang dirampok paksa, seperti hak bicara dibungkam, hak beragama, hak berekspresi dan lain sebagainya. Tapi diantara maksud dari kemerdekaan tersebut tidaklah bijak apabila kita memaknai kemerdekaan dengan suatu kebebasan yang kebablasan, yaitu kebebasan yang  mengganggu kebebasan orang lain, kebebasan yang menghilangkan kemerdekaan orang lain.

   Jadi kemerdekaan bukanlah kebebasan yang sepenuhnya, karena kembali kepada fitrah kita sebagai manusia, makhluk social yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan bermasyarakat. Sampai kapanpun kita sebagai manusia akan selalu membutuhkan kepada individu lain untuk membantu kita. Maka dari situ alangkah indahnya apabila kita tidak menyalahartikan maksud kemerdekaan. Kemerdekaan adalah kebebasan dari kedzaliman yang mendzalimi kita, bukan kebebasan yang berarti membebaskan kita berbuat apapun walaupun itu melanggar norma-norma yang berlaku dan otomatis merugikan orang lain.

   17 Agustus adalah tanggal yang sacral bagi masyarakat Indonesia, karena pada hari itulah Negara itu diputuskan merdeka dari penjajahan dengan ditandai oleh pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Ir. Sukarno dan Moch. Hatta. Perjuangan untuk kemerdekaan tersebut tak semudah membalikan telapan tangan. Negeri ini dikuasai penjajah sekitar tiga abad setengah lamanya, jelas bukanlah jangka waktu yang singkat. Entah berapa turunan yang sudah dirugikan. Belanda menjajah kita benar-benar menjajah, mengambil dan sepenuhnya mengambil. Kebijakan politik etis tidaklah cukup sebagai balas budi. Begitu pula dengan Nippon, bahkan mungkin lebih sadis. Ketika Indonesia dinyatakan merdeka entah berapa persen rakyat Indonesia yang sudah bisa baca. Rakyat Indonesia dalam penjajahan benar-benar dibodohi dan diperbodoh. Kemiskinan, kebodohan  adalah beberapa kerugian yang diderita bangsa Indonesia, selain entah berapa nyawa yang melayang untuk merebut kemerdekaan tersebut. Entah itu kemiskinan hakiki yaitu secara materil ataupun kemiskinan secara mental, rendah diri dan malas diantaranya.

   Maka 17 Agustus yaitu hari dimana kita pantas bersyukur dan kembali mengambil pelajaran bahwa kemerdekaan direbut dengan perjuangan yang tidak mudah. Kita selayaknya mengaplikasikan semangat kemerdekaan itu dalam keseharian kita. Dengan semangat juang menjadi individu yang mampu bersaing dan unggul. Memperingati hari kemerdekaan tidaklah cukup hanya dengan upacara kemerdekaan saja atau pawai kemerdekaan keliling kota yang selesai dalam hitungan menit atau jam, tapi jauh lebih penting dari itu adalah dengan berusaha lebih keras dihari-hari selanjutnya untuk bekerja, bersaing dan unggul dalam rangka menghilangkan warisan dari penjajahan tempo dulu yaitu kebodohan dan kemiskinan.

Banten, 16 Agustus 2012   


Postingan populer dari blog ini

Contoh Job Interview Berbahasa Inggris dan Tips Cara Menjawabnya

Bagaimana bisa bekerja di Kedutaan Besar RI di Luar Negeri?

Contoh Tes TOEFL yang 'Aduhai'