Haruskah Separator Busway ditinggikan?
image source: republika |
Sekitar seminggu yang lalu saya melintasi jalanan Mampang Prapatan yang padat dengan sepeda motor. Terlihat dari kejauhan diantara keramaian kendaraan yang melintas ada sesuatu yang berwarna kuning berbaris beberapa meter searah dengan arah jalan. Saya memacu kuda besi saya agak lebih cepat dan sedikit berbelok ke arah kanan dan ternyata yang saya lihat tadi adalah separuh separator busway yang masih dalam proses perombakan. Separator busway yang dulu hanya sekitar 10 sentimeter kini dirombak menjadi sekitar setengah meter.
Ketika melihat separator busway yang
setinggi itu kulangsung shock dan berpikir jauh. Setelah separator busway sudah
setinggi itu, kalau polisi melakukan razia kendaraan yang masuk ke jalur busway,
sudah bisa dipastikan tak akan ada yang bisa kabur dengan turun dari sepeda
motor lalu menyeret sepeda motornya melewati separator busway kecuali
Hercules,hehe. Bagaimana tidak, toh separatornya sudah tinggi begitu. Pada
posisi sebagai pengendara sepeda motor saya sama sekali tidak setuju dengan
ditinggikannya separator busway tersebut. Karena kalau harus mengikuti jalur
umum di Mampang Prapatan rasanya sulit untuk bisa cepat dan bisa saja tak
datang tepat waktu di kampus. Selalu macet. Huhhh.
Siang tadi ketika saya mau berangkat kuliah
sekitar pukul 11.00 WIB tiba-tiba saja turun hujan. Tadinya mau pakai motor
saja ke kampusnya tapi sepertinya repot banget kalau harus bawa sepatu di
kantong plastic dan memakai mantel hujan, dan kalaupun menggunakan mantel hujan
pasti aja sedikit-sedikit kena basah. Maka akhirnya kuputuskan menggunakan jasa
transjakarta.
Singkat cerita, transjakarta yang saya
tumpangi sampai di daerah mampang
prapatan. Kutahu itu dari suara perempuan yang otomatis bicara kalau sampai di
satu pemberhentian. Dan di daerah itu amit-amit tuh transjakarta jalannya kayak
penganten. Lambat banget. Akhirnya dengan jengkel saya lihat ke arah depan dan
belakang bus transjakarta tersebut. Dan yang saya lihat adalah beberapa sepeda
motor yang menyerobot jalur bus kebanggaan Jakarta tersebut. Dan tiba-tiba saya
berfikir kenapa sih mereka doyan banget masuk jalur transjakarta. Bikin macet
aja.
Jakarta, 26 november ‘12