Mimpiku tentang Cinta
http://lh6.ggpht.com |
Aku
merasakan perasaan yang aneh membuncah di sanubariku. Aku ingin mengatakan
sesuatu yang menurutku sangat sakral. Ingin rasanya aku menemui bapakku dan
bicara padanya tentang apa yang berkecamuk hebat di hatiku. Perasaan yang lain
dari biasanya. Saat kutemui bapakku ternyata ia sedang sibuk maka kuputuskan
untuk menemui ibuku. Waktu itu ia sedang memasak di dapur. Aku menemuinya dan
kubilang bahwa aku ingin berbicara tentang sesuatu yang menurutku sangat
penting. Aku memeluk ibuku dari belakang
dan aku membisikinya,
“mi, aa mau nikah
ya. Aa udah gak mau main-main lagi”
Aku
meminta izin padanya untuk menikah. Meski aku belum tahu siapa perempuan yang
akan kunikahi. Saat itu tiba-tiba air mataku mengalir dengan derasnya. Aku
merasakan kepuasan batin yang tak terkira ketika sudah bisa mengungkapkan
keinginan besarku pada ibuku tercinta. Aku merasa telah terlalu banyak
bermain-main. Aku bermain-main dengan perasaan. Merasakan cinta, rindu, cemburu
bahkan penderitaan perasaan untuk orang yang sebenarnya bukan siapa-siapa dalam
hidupku. Bukan kewajibanku bersakit-sakit demi perempuan yang bukan istriku.
Merindukannya, meyakinkannya bahwa aku mencintainya. Sebenarnya untuk apa itu
semua kulakukan. Mereka tidak halal untukku. Itu kusadari hanyalah sebuah
kebohongan rasanya bila dilakukan di lakukan di luar nikah. Secinta apapun dan
sesayang apapun bila kita belum menikah itu memang lebih dekat dengan
kebohongan. Karena itu, kurasa aku harus segera mengakhiri kebohongan ini.
Membuat semuanya nyata. Yaitu dengan menikah. Kita merayu, berkata-kata
romantis dan berjuang demi cinta yang sudah dibingkai dengan pernikahan
pastinya akan berbuah kebaikan, keindahan dan yang pasti yaitu surga.
Aku memeluk ibuku dengan air mata.
Aku merasakan kejujuran yang dalam ini membuatku lega. Ibuku hanya terdiam
menyimak isak tangisku. Ia seperti menangkap niat baikku. Ia pasti memahamiku.
Aku terus terisak, bulir-bulir air mata terus berjatuhan hingga aku tersadar bahwa aku sedang tertidur
di kamarku. Jadi tadi itu hanya mimpi. Tapi air mata ini nyata. Ketika
kuterbangun aku masih terbawa emosi mimpi, airmataku benar-benar mengalir
seperti dalam mimpi. Bertanya-tanya dalam hati tentang apa arti mimpi ini.
Kurenungi sejenak dan sekali lagi air mataku mengalir. Aku masih ingat isi
hatiku dalam mimpiku tadi dan aku merenunginya. Aku seperti mendapat teguran.
Aku terlalu banyak membuang energi masa mudaku hanya untuk memikirkan perempuan
yang kurasa mencintainya sebelum nikah. Aku sepertinya harus menikah. Supaya cinta,
rindu dan perjuangan cinta ini menjadi pahala. Supaya cinta, rindu dan
perjuangan cinta ini menjadi surga kami kelak. Cinta, rindu dan perjuangan
cinta yang tak sia-sia belaka. Aku ingin mencintai perempuanku dengan halal.
Jakarta, 4
February 2013