Perjalanan dari Ramadhan ke Ramadhan

Selamat Datang Ramadhan!!!

Bulan yang mulia penuh keindahan. Seringkali teringat masa kecil. Bulan yang indah ini memang menyimpan banyak keindahan. Ketika aku belum masuk sekolah dasar aku memang belum diwajibkan puasa, tapi orang tuaku selalu mengajakku untuk sahur bersama meskipun rasanya ngantuk berat luar biasa. 

Pagi sampai jam 10 mungkin aku masih bisa tahan tidak makan dan minum, tapi mulai siang sedikit aku biasanya bergabung dengan sepupuku yang nakal luar biasa. Kami mancing ke sawah dan sungai-sungai kecil di sekitarnya. Kadang kalau ada jambu tetangga kita petik tanpa izin dan yang paling sering kita lakukan adalah memetik buah rambutan di belakang rumah tanpa sepengatahuan orang tua kami karena bulan ramadhan pas kami kecil  biasanya bertepatan dengan musim rambutan. Alamak godaannya pas. 

Ketika mulai gede dikit. Pas sekolah esde, ramadhan pernah berbarengan dengan hari natal, beberapa hari sebelum lebaran. Jadi waktu aku sambil puasa nontonin pilem kartun tentang disalibnya Yesus dan sebagainya. Seru, suasananya pluralis banget emang. 

Tapi intinya, setelah ramadhan demi ramadhan yang kulewati dari aku masih belum sekolah esde sampe sekarang adalah sama, yaitu ramadhan adalah bulan yang mulia dan selalu ada kebahagiaan muncul di dalamnya. Mungkin motif dari kebahagiaannya berbeda-beda tapi intinya bahagia. Pas kecil aku bahagia, karena pas habis ramadhan itu pasti lebaran dan punya baju baru. Pas agak gede dikit mungkin masih seperti itu mikirnya. Dan lebih gede lagi pas jenggotan aku sadar baju baru adalah bukan tujuan, tapi tujuan yang sebenarnya adalah ketakwaan yang berbuah ridho Allah yang berbentuk perbaikan diri yang konsisten ketika ramadhan dan dilanjutkan pada bulan-bulan selanjutnya. 

Ada istilah haji mabrur, yaitu haji yang sukses atau haji yang optimal, kurang lebih artinya begitu. Yaitu mereka yang berhaji dan kemudian menampakan hasil dari berhajinya tersebut. Bisa ditandai dengan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik, yang dulu galak jadi santun, yang dulu pelit jadi dermawan, yang dulu sombong jadoi tawadhu, yang dulu malas shalat jadi getol shalatnya dan lain sebagainya. 


Maka ada juga shoim mabrur, yaitu orang yang menjalani puasa dengan mabrur, sukses dan berhasil. Yaitu  mereka yang melewati ramadhan dengan full puasa dan ibadah lainnya dan terus diiringi dengan kebaikan. Dan kemudian kegiatan kebaikan dan ibadah itu berlanjut dan konsisten hingga bulan-bulan selanjutnya, maka bisa kita katakan puasa orang tersebut adalah mabrur. Sukses dan mencapai tujuan. Yaitu kebaikan yang nyata yang konsisten dan berbuah ridho Allah.

wallahualam bishowab.

Postingan populer dari blog ini

Contoh Job Interview Berbahasa Inggris dan Tips Cara Menjawabnya

Bagaimana bisa bekerja di Kedutaan Besar RI di Luar Negeri?

Contoh Tes TOEFL yang 'Aduhai'