SEDIKIT TENTANG PASAR SENEN

    Metromini P 20 terus melaju melewati taman menteng. Melaju dan terus melaju melewati stasiun Gondangdia, melewati Masjid Istiqlal, Monas dan akhirnya tiba di terminal Pasar Senen.
Turun dari Kopaja yang berkarat tanganku pun berubah menjadi bau besi karat.” Tak apa lah nanti juga ku cuci” kataku dalam hati. Hujan sudah reda. Suasana Pasar Senen seperti biasa ramai dan tampak sibuk. Ku berjalan menjauhi Kopaja tua yang tak henti-hentinya membuang gas monoksida hitam dari perutnya, menyebalkan. Dan perutku pun rasanya agak mual, mungkin karena perutku digojlok dalam Kopaja tadi lumayan lama. Air putih dan sepotong roti akhirnya bisa menjadi solusi.

  Akhirnya misi mencari buku pun di mulai, ku mulai dari kios buku yang paling dekat, kiosnya hampir mirip kios PKL,cuma bedanya ini isinya buku semua. Penjaga kios tersebut umurnya kira-kira 30 tahunan, berwajah keras tapi melihat pakainnya masih seperti anak muda, ku mengira orang ini pasti gaul.” Ayo mas liat-liat dulu aja!” kata si penjaga tersebut. Aku pun menyambut tawarannya. Kulihat banyak sekali buku, dari buku yang bertema politik, Bahasa Inggris, kedokteran, dan sastra pun ada.
”cari buku apa bang?” kata si penjaga .”Grammar” jawabku. Dengan tanggap si penjaga mengambil buku fundamental grammarnya betty schrampter azar dan langsung menyodorkannya padaku.” Ni berapaan bang?” tanyaku. “yang itu tujuh puluh aja bang” jawabnya. Mendengar itu aku pun tertawa kecil. “walah bang, masa kayak gini tujuh puluh....?” tanyaku sambil bercanda. Soalnya ku tahu buku disini memang buku-buku bajakan alias palsu yang rata-rata harganya dua puluh lima ribuan ukuran standar dan yang ukuran besar pun seperti oxford advance learner aku pernah beli hanya enam puluh ribu saja, itu pun adu tawarnya tak terlalu ngotot, biasa saja. “ nawarnya jangan sambil tertawa gitu donk bang!, nawar kok tertawa..”.si penjaga kios sewot dengan muka garangnya. Dan ku mulai berfikir negatif tentang orang ini. Aku merasa untuk ukuran seorang pedagang orang ini terlalu kasar. “ saya bukan ketawa bang, saya hanya ingin bercanda biar akrab dan suasana jual beli juga nyaman bang.” Kataku. Si penjaga pun berbicara menyanggah perdapatku yang kata-katanya tak ku hiraukan. Aku berfikir tak ada baiknya berlama-lama disini. Lebih baik mencari kios lain masih banyak kok. Si penjaga kios terus berkata-kata yang tak mengenakkan ketika ku berjalan berlalu dari tempat itu. I don’t care at all.

Postingan populer dari blog ini

Contoh Job Interview Berbahasa Inggris dan Tips Cara Menjawabnya

Bagaimana bisa bekerja di Kedutaan Besar RI di Luar Negeri?

Nilai Anak Anda Merah, Kenapa Harus Marah?